- Husnul Hotimah
Harga Minyak Bervariasi Sambut
Sanksi AS terhadap Iran
10
Ilustrasi
Tambang Minyak (iStock)
Liputan6.com,
New York - Harga
minyak bervariasi
pada hari Senin usai turun dalam lima hari berturut-turut, karena Amerika
Serikat (AS) secara formal telah mengenakan sanksi terhadap Iran tetapi
memberikan pembebasan sementara kepada delapan negara yang memungkinkan mereka
untuk tetap membeli minyak dari Iran.
Dilansir
dari Reuters, sanksi tersebut adalah bagian dari upaya Presiden AS
Donald Trump untuk mengekang program rudal dan nuklir Iran dan mengurangi
pengaruhnya di Timur Tengah.
Baca Juga
- Harga Minyak Tergelincir Imbas Persediaan Global Melonjak
- Kenaikan Pasokan Susutkan Harga Minyak Dunia
- Harga Minyak Turun Karena Rusia Terus Genjot Produksi
Pasar minyak
telah mengantisipasi sanksi selama berbulan-bulan. Harga telah berada di bawah
tekanan karena produsen utama, termasuk Arab Saudi dan Rusia, telah
meningkatkan produksi mendekati rekor tertinggi, sementara angka ekonomi yang
lemah di China telah meragukan prospek permintaan.
Berita
tentang keringanan sanksi dikenakan pada harga, kata analis. "Ada banyak
pertanyaan tentang sanksi, tentang keringanan," kata Phil Flynn, analis di
Price Futures Group di Chicago. "Ada beberapa keraguan bahwa sanksi akan
memiliki gigitan yang awalnya dipikirkan oleh pasar."
Harga
minyak mentah jenis
Brent LCOc1 berjangka naik USD 34 sen menjadi USD 73,17 per barel. Kontrak
berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) West Texas Intermediate
(WTI) turun USD 4 sen menjadi USD 63,1 per barel.
Kedua
patokan minyak telah merosot lebih dari 15 persen sejak mencapai tertinggi
empat tahun pada awal Oktober. Hedge fund telah memangkas taruhan
bullish pada minyak mentah ke level terendah satu tahun.
Amerika
Serikat telah memberikan pengecualian ke China, India, Yunani, Italia, Taiwan,
Jepang, Turki dan Korea Selatan, yang memungkinkan mereka untuk terus membeli
minyak Iran sementara, kata Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, Senin. Beberapa
negara adalah pelanggan teratas anggota OPEC Iran.
Trump pada
hari Senin mengatakan dia ingin memberlakukan sanksi terhadap minyak Iran
secara bertahap, mengutip kekhawatiran tentang pasar energi yang mengejutkan
dan menyebabkan lonjakan harga global.
Pejabat AS
telah mengatakan tujuan sanksi akhirnya untuk menghentikan semua ekspor minyak
Iran.
Pompeo
mengatakan lebih dari 20 negara telah memotong impor minyak dari Iran,
mengurangi pembelian lebih dari 1 juta barel per hari.
2 dari 2
halaman
Iran merugi
Ilustrasi
Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Sanksi telah
merugikan miliaran dolar AS terhadap pendapatan minyak Iran sejak Mei, Wakil
Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan kepada wartawan pada panggilan pada
hari Senin.
Iran
mengatakan pada hari Senin akan mematahkan sanksi dan terus menjual minyak ke
luar negeri. Kementerian luar negeri China menyatakan penyesalan atas langkah
AS.
Produksi
gabungan dari Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi naik di atas 33 juta barel
per hari untuk pertama kalinya pada bulan Oktober, naik 10 juta bph sejak 2010,
dengan ketiga pemompaan pada atau mendekati rekor volume.
Abu Dhabi
National Oil Co berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak hingga 4
juta bph pada akhir 2020 dan menjadi 5 juta bph pada 2030, katanya pada hari
Minggu, dari output lebih dari 3 juta bph.
Data dari
perusahaan analisis Kayrros menunjukkan produksi minyak mentah Iran secara luas
tidak berubah pada Oktober dari September, dengan barel masih memukul pasar
bersama produksi tambahan dari Arab Saudi dan Rusia.
- M.Hariyanto S.Kom:081231254080
No comments:
Post a Comment